~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Selasa, 22 Juni 2010

SEJUTA PUISI

*PUJANGGA GENDING*
******************
******************
Puisi ingin selalu ku ungkap
Untuk lampiaskan hasrat dalam kalbu
Juga liarkan segala imaj
Atau sampaikan beribu imajinasi yang ada
Narasi terpendam dalam jiwa yang tak bertandan
Gagasan kalbu berharap diri kan tenang
Gelora di jiwapun berharap diri kan tenang
Asaku terbangun mewujudkan harapan dan cita

Gagasan diri mengaku pujangga gendheng
Entah darimana datang sebuah ide
Namun tetap kupakai untuk penyamaran
Demi kebebasan menulis sepanjang abad
Hasrat jiwa yang semakin sepuh
Etos diri dalam berjuta ide
Namun kan hilang semilyar gagasan
Galau hati sang pujangga gendheng


~KAULAH IMPIANKU~
*****************
*****************
Andai kau tahu...
Betapa sakit hati ini
Saat kau pergi dan
Meninggalkan segenap cinta
di hati

Andai kau tahu...
Aku selalu menangis dalam
sunyi nan sepi

Dan air mata ini
tak dapat berhenti
Jika kuingat tentang dirimu
yang menduakan cinta

Andai kau tahu...
Disini.. di lubuk hatiku ini
Aku masih menantimu
Karena kaulah nafasku
Dan juga kaulah mimpi indahku


nyanyian asmara

Akulah mata para pencinta,
dan ruh Anggur, jantung segala hidangan
Akulah mawar, mekar bersama fajar dan
Sang dara mencium lalu menyematkanku
ke dadanya.

Akulah rumah sejati sang anugerah, dan
mata air kenikmatan, sumber kedamaian
dan ketentraman
Akulah senyum manis di bibir jelita
Kala pemuda menggenggamku
ia lupa sekelilingnya, dan dunia pun
menjadi mimpi indah yang nyata

Akulah ungkapan penyair, hayalan para seniman
dan ilham para pemusik

Akulah kuil suci di jantung
seorang bocah, asuhan ibu mulia

Aku terungkap dalam hati yang menjerit
Aku sempurna dalam hasrat jiwa;
menggema dalam ruang kosong suara

Aku terungkap kepada Adam melalui Hawa
dan ia pun terusir karenanya;
tapi aku juga terungkap kepada Sulaiman
dan dariku ia dapatkan hikmat pengetahuan

Aku tersenyum kepada Helena lalu ia
menghancurkan Tarwada,
tapi aku juga tersenyum kepada Kleopatra
Dan kedamaian pun meliputi
lembah-lembah Nil

Akulah marwa zaman ke zaman
lahirkan hari ini dan merusak hari esok;
Aku seperti dewa, pencipta reruntuhan;
Aku lebih manis dari senyum bunga;
Dan lebih ganas dari amuk prahara.

Anugerah tak cukup untuk menghargaiku;
kehancuran tak menggentarkan aku;
kemiskinan tak menyurutkan langkahku;
iri dengki tidak merusak hatiku;
Dan kegilaan takkan menghapuskan
Kehadiranku.

Wahai para pencari, Akulah kebenaran,
kebenaran sejati yang kalian cari;
Kebenaran dalam memberi dan menerima
rawatlah aku, dan kalian akan terlindungi.


antara cinta dan rindu

Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu


terlambat.....

seiring berputarnya sang waktu…
menuntunku menjalani takdir cintaku
kadang kedukaan menjadi temanku setiap waktu..
ku rasakan hidupku hanyalah bernafas duka lara…
tapi semua berakhir setelah bidadari itu datang….membelai lembut jerami hatiku
membuatku bangkit dan ingin hidup selamanya..
tapi rasanya ku terlambat untuk menjenputku kebahagiaanku bersamanya..
dia tlah meyimpan rasa cintanya untuk orang lain….jauh sebelum aku mengenalnya sebagai bidadari penawar duka laraku, selamanya.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar